Minggu, 31 Maret 2013

Komputer Berbentuk Meja Interaktif



Komputer meja
Masih dikembangkan agar meja dapat berinteraksi dengan gadget yang di atasnya.
Komputer meja interaktif layar sentuh yang dapat ditempel di dinding tengah dikembangkan seorang mahasiswa di Surabaya dengan modal sekitar Rp9 juta.
Aditya Brahmana, mahasiswa Teknik Informatika Insitut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, mengatakan komputer berbentuk meja tipis ini ia kembangkan dari produk yang ia ciptakan sebelumnya.
“Kami tidak lagi menggunakan kamera biasa yang diletakkan di bawah meja, sehingga meja bisa menjadi tipis dan bisa digantung di dinding seperti TV,” kata Aditya.
Komputer meja karya Aditya yang disebut Surface Tablemeraih medali perak dalam kejuaraan nasional Mahasiswa Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) Oktober tahun lalu.
Produk yang menang ini menggunakan kamera inframerah di bawah layar sehingga meja menjadi cukup tebal, sekitar 30 cm, dan tidak strategis bila ditempelkan di dinding, kata mahasiswa ITS ini.
Aditya mengatakan komputer berbentuk meja ini juga tengah dikembangkan “agar meja dapat berinteraksi dengan gadget yang diletakkan di atasnya.”

Metode optik

“Misalnya, ketika kita mengambil foto dengan smartphone, kita cukup meletakkan smartphone tersebut di atas meja dan kemudian secara instan foto tersebut langsung muncul di meja tersebut,” tambahnya.
"Tentu saja sebagai mahasiswa yang menggemari IT kami ingin memilikinya, namun terkendala harga yang dibandrol Microsoft Surface sekitar US$8.000, harga yang tidak terjangkau kantong mahasiswa."
Aditya Brahmana
Aditya mengatakan produk touchscreen ini rencananya akan dikomersialkan dengan sasaran antara lain restoran yang dapat menampilkan menu langsung di atas meja dan para desainer, yang tidak lagi memerlukan kertas dan pensil untuk merancang sesuatu.
Sasaran lain termasuk sekolah-sekolah untuk kelas interaktif dan juga komputer untuk aktifitas keluarga.
Komputer berbentuk meja ini menggunakan metode optik dengan menggunakan kamera untuk menangkap gerakan tangan saat menyentuh meja.
Namun rencana pengembangan lebih lanjut produk ini, tambah Aditya, terbentur pendanaan karena beberapa komponen harus didatangkan dari luar negeri.

Gagasan dari Microsoft Surface

“Metode yang kebanyakan digunakan saat ini (untuk komputer layar sentuh) adalah teknologi kapasitif dan resistif…metode yang mengharuskan pembuatan yang rumit dan pasti harus di pabrik.”
“Dengan metode optik, harganya sangat terjangkau. Produk sejenis di pasaran, Microsoft SUR40, seharga US$8.000 sementara meja yang saya buat hanya menghabiskan biaya sekitar 1/8nya atau kurang lebih Rp9 juta,” kata Aditya.
Untuk membuat komputer berbentuk meja ini diperlukan sejumlah komponen utama termasuk layar LCD untuk menampilkan gambar, kamera inframerah, laser inframerah dan software pengenalan sentuhan.
“Untuk layar LCD saya membongkar TV untuk mengambil panel LCD-nya,” kata Aditya.
Gagasan membuat komputer meja ini bermula tahun lalu saat Aditya dan rekan-rekannya melihat video tentang Microsoft Surface, komputer berbentuk meja dengan layar besar.
“Tentu saja sebagai mahasiswa yang menggemari IT kami ingin memilikinya, namun terkendala harga yang dibandrol Microsoft Surface sekitar US$8.000, harga yang tidak terjangkau kantong mahasiswa,” kata Aditya.
Dari sini ia bertekad untuk mengembangkan produk serupa dengan harga yang lebih terjangkau dalam waktu sekitar enam bulan.
Selain perangkat komputer berbentuk meja ini, Aditya dan seorang rekannya dari ITS meraih juara dua dalam ajang dunia pembuatan software untuk langkah menghadapi angin topan pada lomba e-Learning International Contest of Outstanding New Ages di Korea Selatan September lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar